Ledakan AI Dongkrak Transaksi Data Center Rp 91,9 Triliun di China dan Malaysia

Ledakan AI Dongkrak Transaksi Data Center Rp 91,9 Triliun di China

AI (Artificial Intelligence) kini menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor infrastruktur digital di banyak negara, terutama untuk pusat data (data centers). Permintaan untuk daya komputasi tinggi, penyimpanan data besar, dan pelatihan model‑AI (termasuk large language models) menuntut kapasitas data center yang besar dan efisien. Negara seperti China dengan ekosistem teknologi yang kuat, dan Malaysia yang menjadi hub alternatif, mengalami lonjakan besar dalam investasi dan aktivitas di sektor ini.


Fakta & Tren Utama

Berdasarkan laporan dan sumber-sumber terbaru:

  1. Malaysia sebagai Hub Data Center & AI

    • Malaysia dilaporkan akan mengamankan lebih dari USD 40 miliar (≈ Rp 600‑700 triliun, tergantung kurs) dalam investasi AI dan data center hingga 2030.Kapasitas data center secara keseluruhan di Malaysia meningkat pesat. Misalnya di Johor, banyak proyek data center baru yang disetujui, dengan kapasitas yang sangat besar.

    • Perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Microsoft, Oracle, Alibaba Cloud dan ByteDance sedang membangun atau memperluas fasilitas data center & AI mereka di Malaysia.

  2. Akses China ke Infrastuktur & Chip AI lewat Malaysia

    • Karena regulasi ekspor chip AS yang ketat, beberapa perusahaan China menggunakan data center di Malaysia untuk melatih model AI. Contoh taktik: membawa hard drives besar berisi data ke Malaysia untuk diproses di server yang punya chip Nvidia.

    • Malaysia menarik bagi perusahaan China karena kombinasi faktor: biaya listrik yang relatif rendah, sumber daya energi dan air yang lebih stabil (meskipun ada kekhawatiran lingkungan), jarak geografis yang dekat, serta regulasi lokal yang memungkinkan beberapa aktivitas AI yang sulit dilakukan di China sendiri. Perlunya Regulasi & Keberlanjutan

    • Seiring pertumbuhan pesat proyek data center, muncul kekhawatiran tentang penggunaan energi dan air, jejak lingkungan (misalnya pemanasan lokal, polusi, konsumsi air pendingin) serta dampak pada infrastruktur lokal.

    • Pemerintah Malaysia mulai mengetatkan izin proyek data center; sebagian aplikasi ditolak karena tidak memenuhi standar keberlanjutan (sustainable practices). Di Johor misalnya, sekitar 30% aplikasi proyek data center ditolak karena penggunaan air / energi yang dianggap tidak berkelanjutan.


Tantangan & Risiko

  • Regulasi Internasional: Tekanan dari AS untuk mencegah konten serta penggunaan chip AI tertentu ke China membuat Malaysia harus berhati-hati dengan kepemilikan, penggunaan chip, serta transparansi operasional.

  • Resiko Finansial / Inutilisasi Infrastruktur: Ada indikasi bahwa beberapa infrastruktur data centre di China terbentuk sangat cepat dan belum selalu digunakan optimal, karena permintaan aktual, kemampuan operasional, atau masalah biaya operasional yang tinggi.

  • Kepedulian Lingkungan dan Sumber Daya: Penggunaan air, listrik, dan dampak lingkungan membuat proyek besar harus memperhitungkan keberlanjutan agar tetap mendapat izin dan dukungan dari masyarakat lokal serta pemerintah.


Apakah Angka “Rp 91,9 Triliun” Tepat?

Saya tidak menemukan sumber tepercaya yang menyebut angka transaksi data center Rp 91,9 triliun spesifik untuk China & Malaysia terkait AI. Angka‑angka yang muncul dalam laporan lebih tinggi dalam USD, dan jika dikonversi ke Rupiah bisa jauh di atas Rp 91,9 triliun tergantung kurs.

Contoh: investasi USD 40 miliar = sekitar Rp 640 – 700 triliun (jika kurs ~Rp16‑17 ribuan per dolar). Jadi, Rp 91,9 triliun bisa saja merujuk ke salah satu proyek atau bagian dari keseluruhan, tetapi bukan gambaran totalnya.


Kesimpulan

  • Lonjakan kebutuhan AI telah mendorong pertumbuhan luar biasa pada transaksi dan investasi data center, terutama di China dan Malaysia.

  • Malaysia, dalam posisi strategis, menjadi tempat alternatif untuk perusahaan China yang dibatasi oleh regulasi ekspor chip di dalam negeri.

  • Meskipun begitu, regulasi, keberlanjutan, serta efektivitas penggunaan menjadi faktor penting agar pertumbuhan ini tidak menimbulkan masalah finansial maupun lingkungan di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *